Langit biru yang sedikit gelap,
jalanan di rumah yang sedang berantakan karena ada perbaikan jalan, serta dinginnya
pagi yang menusuk kulit, tak menghalangi langkahku untuk pergi mengikuti acara
pengajian di Denhaag. Saat itu hari Jum at tanggal 20 April 2012. Aku berangkat
dari rumah jam 09.30 pagi waktu Amsterdam. Sebelum aku naik metro (istilah
kereta dalam kota di Amsterdam), aku pergi sejenak ke supermarket terdekat..
Maksudnya untuk membeli voucher pulsa yang sudah habis. Maklum lah untuk
mempermudah komunikasi di jalanan.
Setelah semuanya beres, aku pun
segera naik metro. Aku dapet metro yang jam 9.30 pagi. Lumayanlah.. kayaknya
nggak bakalan kesiangan nih, pikirku. Perkiraan waktu dari rumahku di
Amstelveen sampai dengan Denhaag adalah 1,5 jam. Dari stasiun Brink ke
Ouderkerkerland hanya 10 menit. Terus aku segera naik bus nomo 300 ke arah
Schiphol. Menunggu bis sekitar 5 menit. Dari Oudekerkerland ke Schiphol hanya
15 menit.
Sesampai di Schiphol, aku segera
mengantri di anjungan mesin tiket untuk membeli tiket. Sebenarnya enaknya
langsung beli tiket di loket sih ya, biar bisa nanya-nanya sama petugasnya.. Tapi
karena kulihat antrian di loket sangat panjang, aku urungkan saja deh..
Ditambah, ku lihat jam keberangkatan ke Denhaag 10.22. Jadi aku hanya punya
waktu 5 menit untuk mengejar kereta itu. Setelah turis di depan antrianku kelar
membeli tiketnya, aku pun segera memijit tombol2 di anjungan tiket itu. Kuikuti
semua perintah dalam mesin itu. Setelah karcis tiket keluar, akupun segera
berlari ke bawah ke lorong 5/6. Sesampai di bawah..ternyata aku ketinggalan
juga deh keretanya.. Akhirnya akupun menanti kereta selanjutnya selama 10 menit
.
Hatikupun sangat gundah.. Aku
sebenarnya tak yakin aku akan kebagian waktu pengajiannya atau tidak.. Bolak
balik aku melirik jam tanganku untuk melihat posisi waktu saat itu. Pengajian
bulanan jum’at ini katanya mulai jam 11 siang. Hanya aku bertekad, aku ingin
sekalian ingin tau juga dan mengukur waktu kalau sewaktu2 aku pergi sendiri ke
KBRI Denhaag. Jadi aku nggak perlu nanya-nanya lagi. Akhirnya tetap kuteruskan
perjalananku. Akupun segera naik kereta yang jam 10.43. Aku segeramencari
posisi tempat duduk yang nyaman. Di sepanjang perjalanan, kunikmati indahnya kota
antara Schiphol – Denhaag. Aneka warna bunga yang telah bersemi berjajar indah
di sepanjang jalan, tenangnya jalanan yang tak ada macetnya sama sekali,
hamparan sawah hijau yang membentang dll.
Tak terasa tibalah saatnya
pemeriksaan karcis. Akupun segera mengeluarkan karcis ku sebanyak 3 lembar. 1
buah karcis tiket dan 2 buah struk pembayaran. Si Meneer pun segera memeriksa
tiket keretaku. Kemudian dia bertanya kartu discountku..Aku bilang bahwa aku
tidak punya kartu discount dan aku jelaskan padanya bahwa aku hanya pake Kartu
ATM ku. Kutunjukkan kartu ABN AMRO ku. Akhirnya dia pun memberitahukanku..bahwa
aku salah beli tiket.. Katanya kalau aku beli tiket discount, aku harus punya
kartu discount.. Terus dia menyarankanku untuk turun di stasiun Leiden, stasiun
terdekat dari tempatku saat diperiksa. Normal tiket yang harus kubeli adalah
12,90 EURO. Sementara karena aku pake kartu discount, aku hanya membeli 9,20
EURO. Rute 9,20 EURO itu adalah harga tiket untuk Schiphol-Leiden. Makanya mau
tidak mau aku harus turun di stasiun Leiden. Akupun menawarkan opsi ke Meneer
itu, supaya aku membayar kekurangan tiketnya di dia aja. Eh Meneer itu bilang,
kalau beli di dia, mahal banget yaitu sebesar 35 EURO. Hahhhh?? Tak sadar
akupun berteriak sama Meneer.
“ Ok Meneer, aku akan turun di
Stasiun Leiden dan akan membeli kekurangan tiketnya di sana”, kataku. Aku mikir
100 kali dong kalau harus bayar segitu mah…Mending repot sedikit turun di
Leiden bayar kekurangan tiketnya sejumlah 3,70 EURO daripada harus bayar 35
EURO ke itu Meneer. Iya nggak?
Sebenarnya aku sudah nanya nanya
sih ke temen berapa harga tiket Schiphol-Den Haag. Mereka bilang harganya 15
EURO pulang pergi. Makanya kupikir aku bener aja saat beli tiket sendiri dengan
harga 12,9 EURO. Apalagi, aku belinya langsung di anjungan tiket. Mana
kepikiran kalau ternyata aku salah pijit?
Turun di Leiden akupun
celingukan. Kuikuti petunjuk yang ada di stasiun Leiden. Setelah bertanya ke
petugas, akupun segera mengantri tiket kembali untuk membeli kekurangan
tiketnya. Aku membayar uang sejumlah 3,7 EURO. Jam tanganku telah menunjukkan
pukul 11.10. Udah deh wassalam pengajian jumat ini. Terus akupun segera naik
kereta Spinter dari Leiden ke Denhaag. O alah.. ternyata Stasiun Leiden ke
Denhaag ini cuman beda 1 halte toh?
Alhamdulillah akhirnya nyampe
juga deh di Stasiun denhaag.. Kupandang sekeliling stasiun. Bingung juga nih.. Kebetulan
saat itu sedang ada perbaikan di sekitar stasiun.. Jadi banyak
bangunan-bangunan yang posisinya berantakan. Kata temenku, aku harus naek bus
no 24 ke arah kijkduin. Mana ya halte busnya? Hadeuh.. Akhirnya akupun bertanya
ke petugas stasiun. Dia menunjuk ke arah atas.. bahwa aku harus naek tangga
dulu. Dan aku harus keluar dulu dari stasiun.. Kuikutin apa kata itu petugas..
Akupun keluar dari stasiun.. Kulihat sekeliling di luar stasiun. Kok nggak ada
bis yang lewat ya? Akhirnya aku masuk lagi ke stasiun dan aku bertanya ke
seorang pemuda tampan yang berdiri tak jauh dari pintu keluar. Oh rupanya dia
adalah pemuda turis.. Dia pun tak tau arah ke halte bus. Akhirnya aku mencari
sendiri arah yang menuju ke atas.. Kuikuti segerombolan orang yang menuju ke
arah dalam. Kayanya ke arah sini deh, pikrku dalam hati. Akupun segera naek
tangga menuju ke atas.. Sesampai di atas..aku tambah bingung.. Ini mah bukan
halte bus..Ini mah halte tram. Lalu lalang tram berjalan direlnya.. “salah lagi
deh kayaknya”, pikirku..
Akhirnya akupun bertanya lagi ke orang yang kurasa bisa kumintain infonya. Ya ileh..ternyata dia nggak bisa ngomong bahasa inggris pulak. Hadeuh.. Akhirnya dengan bahasa inggis campur bahasa londoku yang amburadul ancur plus bahasa isyarat, ngerti juga deh dia apa maksudku hihi.. Katanya.. Aku harus turun lagi ke bawah.. Ikutin terus arah ke luar nanti ada tangga di sebelah kiri… Setelah mengucapkan terima kasih, akhirnya aku ikutin petunjuknya..
Akhirnya akupun bertanya lagi ke orang yang kurasa bisa kumintain infonya. Ya ileh..ternyata dia nggak bisa ngomong bahasa inggris pulak. Hadeuh.. Akhirnya dengan bahasa inggis campur bahasa londoku yang amburadul ancur plus bahasa isyarat, ngerti juga deh dia apa maksudku hihi.. Katanya.. Aku harus turun lagi ke bawah.. Ikutin terus arah ke luar nanti ada tangga di sebelah kiri… Setelah mengucapkan terima kasih, akhirnya aku ikutin petunjuknya..
Sesampai dibawah.. aku segera
kearah luar..dan kucari tangga yang dimaksud.. Oalahh haduh haduh.. ternyata
itu tangga yang ke halte bis, kalau dari dalam stasiun kereta sama sekali tak
terlihat..karena tertutup rapat sama dinding seng perbaikan. Akupun segera naik
tangga dan memastikan apakah benar itu halte bus. Alhamdulillah ternyata benar.
Akhirnya akupun menemukan bis 24 yang dimaksud. Akupun segera melirik jam
tanganku. Waktu telah menunjukkan pukul 12.30. Temanku menyuruh supaya datang
saja pas lunch. Tapi aku malu dong..masa ikutan pengajian hanya pas lunch nya
saja? He he..
Setelah puas memandang halte bis
dan stasiun Den Haag yang bikin aku keringetan, akhirnya aku segera pergi ke
tempat pembelian karcis untuk membeli tiket balik yang kea rah Schiphol. Aku
sudah mantap akan pulang lagi aja ah ke rumah he he.Setelah aku dapet tiketnya,
akupun segera pulang naik kereta yang jam 13.00 siang. Sesampai di Schiphol,
aku segera mencari tempat makan yang pas di perut. Aku segera memesan Gerokte
Zalm dan Orange jus, roti favorite ku di Restoran Schiphol. Dengan lahap, aku
segera menyantap makanan itu.. Mungkin kalau ada yang memerhatikan aku kaya
orang kelaparan he he.. Dalam sekejap, santapan itu langsung ludes.
Tak terasa jam pun telah
menunjukkan pukul 2 siang. Aku harus segera pulang. Takut keduluan sama
anak-anak. Maklum aku sama sekali belum menyiapkan menu siang buat mereka. Aku
segera bergegas naek bus 300, turun di Amstelveen Centrum dan melanjutkan naik
bis 199 ke arah rumah. Alhamdulillah perjalanan ke rumah sangat lancar. Akupun
segera bergegas menyiapkan makan siang buat anak-anakku tercinta.
Hari itu benar-benar hari yang
seru untuk perjalanan pertamaku naek kereta jarak jauh. Aku dapat pengalaman
berharga dengan kejadian ini. Lain kali aku harus lebih teliti lagi dalam
membeli tiket kereta dan yang terpenting, tidak boleh malu bertanya.. Istilah
malu bertanya sesat di jalan,mungkin itu adalah istilah yang pas buatku saat
itu. Hari itu aku benar-benar sangat menikmati perjalanan seruku… Perjalanan
seru yang tak kan kulupakan…
Tidak ada komentar:
Posting Komentar