Langit mendung, dinginnya pagi yang menusuk, tak mengahalangi kami untuk melakukan perjalanan ke Kota Aachen, jerman, sebuah kota kecil di Jerman. Aku bersama 3 orang sahabatku dari Garuda berangkat dari rumah Amstelveen pukul 06.00. Maklum lah kami mengejar waktu jam 07.00 harus sudah ada di Denhaag, rombongan utama kami.. Alhamdulillah kami pun sampai di tempat sesuai dengan rencana. Setelah semua anggota berkumpul dan naik bis, kami pun segera berangkat. Berangkat dari Denhaag pukul 08.00. Sepanjang perjalanan, kami menikmati indahnya pemandangan kota2 yang kami lalui.. Indahnya kota di Amsterdam dan pinggiran kota jerman..
Tak terasa, sampai lah kami pada
tempat yang di tuju Kota Aachen, Jerman.. Jam menunjukkan pukul 11.30. Bis
rombongan kami pun parker tak jauh dari pabrik Lindt, tempat pembuatan coklat
terkenal yang ada di jerman. Kami sudah membayangkan aneka macam kue dan coklat
yang akan kami beli.. Dan christmas market tentunya.. Di sana bukan hanya aneka
perlengkapan natal yang disajikan, tapi aneka macam kerajinan tangan, dan toko2
yang konon harga barangnya lebih murah daripada di Belanda..
Turun dari bis rombongan, kamipun
naik bis tour kota yang telah tersedia di area parker itu. Tiketnya 3 EURO per
orang. Tapi karena kami rombongan, akhirnya harga tiket jadi lebih murah yaitu
2,5 EURO. Harga segitu adalah harga pulang pergi. Cukup murah kan? Kami pun
menikmati kota kecil achen ini dengan sukacita.. Alhamdulillah aku bisa melihat
kota lain di benua eropa ini.. Setelah melakukan perjalanan selama 15 menit,
akhirnya kami turun tepat di gerbang Christmas market Aachen. Subhanalloh..
indah sekali suasana tempat itu.. Walaupun aku tidak merayakan natal, tapi aku
benar2 dibuat takjub dengan aneka barang yang dijual disini.. Betapa kreatif
dan trampilnya orang2 di sini dalam menghasilkan suatu karya ..Kamipun tak mau
melewati momen ini.. Jepret sana sini untuk mengabadikan bahwa kami pernah
datang ke sini.., suatu kenangan yang tak mungkin aku lupakan..Setelah jepret
sana sini, akhirnya kamipun bergegas mencari restoran. Kebetulan saat itu telah
masuk waktu makan siang. Setelah memilih dan menimbang selera Indonesia kami,
akhirnya kami pun singgah di restoran Thailand. Sementara temen2 dari Aspac ke
tempat yang lain
Singkat cerita akhirnya kami pun
segera melanjutkan acara kami.. Kami masuk ke toko Tas branded.. Harga harga
tas di sana memang lebih murah dibandingkan dengan di Amsterdam. Ditambah
kebetulan saat itu sedang ada diskon. Lumayan lah .. misalnya tas Oiliyly..
dari harga 119,50 mnjadi 70 EURO..
mungkin memang sedang ada program sale kali ya.. Aku pun tak mau ketinggalan.. Membeli 1 buah
tas yang lumayan bagus, dan harga murah.. Biasalah, kita kan emang pemburu
diskon he he..
Setelah puas melihat, memilih dan
membeli, akhirnya kami pun berjalan melihat tempat yang lain.. Toko sepatu,
toko aneka kerajinan tangan (taplak, tas koper dll). Nah di toko inilah mungkin
yang paling heboh.. Hebohnya karena
harga tas-tas, koper, taplak di sini sangat murah. Udah gitu, bisa ditawar
lagi.. Ku jamin siapapun wanita yang datang ke toko ini, pasti akan tertarik
untuk memborong juga.. Aku pun sibuk memilih tas dan koper. Kebetulan aku
memang sedang mencari tas... Sambil menunggu temen temen lain yang sedang
memborong tas, aku dan temenku mbak Pungky keluar dari toko. Kami sempatkan
untuk bernarsis ria berdua he he.. Setelah puas foto sana sini, akhirnya kami
pun kembali ke toko tas itu.. Eeehh ternyata belum pada selesai pada
borongnya.. Benar benar seru dan heboh ya kalau ibu ibu sedang belanja..
Kami pun pergi ke toko swalayan
depan toko tas itu.. Setelah memilih beberapa makanan dan souvenir, aku kembali
ke toko tas itu.. Eh ternyata belum selesai juga ibu2 ini shopping tas he he..
Mataku tertuju pada koper2 yang diborong oleh Bu Nila, pemimpin rombongan. Gile
keren banget tuh koper.. Aku yang emang sedang mencari koper antic pun,
akhirnya masuk lagi ke toko tas itu.. Tanpa piker panjang, aku ambil koper yang
senada dengan tas yang ku beli tadi bersama dompetnya.. Dengan mengeluarkan
uang 30 EURO, aku dapet koper bagus, koper yang konon kalau di Amsterdam bisa
mencapai 55-60 EURO.. Alhamdulillah..
Tak terasa, waktupun telah
menunjukkan pukul 4 sore. Kami pun bergegas menuju ke halte bis , tempat kami
tadi datang.. Di sepanjang jalan, narsisku tak ketinggalan.. Jepret sana sini
kembali.. Saat di halte bis, aku bergegas segera merogoh dompetku untuk
mengambil uang receh. Untuk ongkos naik bis.. Sebenarnya kami telah membeli
tiket PP. Hanya tiket itu ada di Miss Lou, dari Aspac. Jadi mau tidak mau kami
harus membeli kembali.. Jantungku berdegup dengan kencang.. Ku cek berulang kali task u…Ooh tidaakkk!!!..
Dompet warna merah ku raib.. Saat itu aku merasa lemas.. sambil berdzikir, dan
berusaha tenang, kucari lagi pelan2 isi task u.. Sampe akhirnya aku yakin..
dompetku ilang.. Aku segera bilang ke temen2 rombongan bahwa dompetku hilang..
Saat itu, aku benar2 lemas dan
pasrah.. Karena semua dokumen2 penting ada di dalam dompet itu.. KTP Belanda
ku, SIM Belandaku, dll. Udah kubayangkan betapa ribetnya mengurus semua itu..
Bersama Mas Herwin, salah seorang anggota rombongan kami, aku napak tilas,
menyusuri jalan2 yan tadi kami lewati.. Aku ingat sekali, terakhir aku
mengeluarkan dompet , adalah saat aku mau membayar koper.. Aku hafal banget uang
yang kukeluarkan dari dompet itu.. 10 Euro an 2 dan 2 EURO an 2. Setelah kami mengecek
seluruh sudut di ruangan itu nihil, akhirnya kami berinisiatif mencari
informasi tentang pengurusan kehilangannya.. Supaya tidak bolakbalik dalam
penyelesaiannya, lebih baik kami urus sekalian di Aachen ini. Alhamdulillah aku
mempunyai pimpinan rombongan yang sangat care dan perhatian. Beliau mencari
informasi secara detail dari A-Z. Aku pun tak mau ketinggalan mencarai
informasi. Kuhubungi temen suamiku di kantor Amsterdam. Kutanya padanya semua
data2 kepegawaian yang kami punya selama di Amsterdam ini. Setelah ku blokir kartu debit ku via telpon,
Ibu Nila langsung menulis kronologis kejadiannya. Dari terakhir liat dompet
sampai dengan sadar dompet raib. Untungnya toko tas tempat kami belanja sangat
kooperatif. Dia mencari tau kantor polisi terdekat dari kejadian. Kami segera
memblokir kartu debitku. Setelah data2 yang diperlukan dirasa perlu, kami pun
akhirnya menuju ke halte bis kembali, dimana 6 orang teman2 dari garuda dan
kbri menemani dengan setia. Mereka tak mau meninggalkanku dlam keadaan begini
sendiri. Setelah menenangkan diri di café terdekat untuk sekedar minum,
akhirnya kami menuju kantor polisi yang terdekat. Konon menurut pemilik toko
tas, kantor polisi itu ditempuh dalam waktu kurang lebih 20 menit dari
tempatnya… Berjalan kami bersembilan beriringan menuju kantor polisi sambil
membawa koper yang yang lumayan besar. Orang tak kan menyangka, bahwa kami
adalah turis yang kena musibah.. Aku mencoba untuk selalu tersenyum walaupun
hati mah menjerit hiks hiks… Kunikmati indahnya malam kota Aachen dengan
tatapan kosong. Bagaimana tidak? Pikiranku melayang tak tentu arah.. Ditambah
dua malaikat kecilku yang pasti sedang menantiku.. Yah kebetulan saat itu
suamiku pun sedang dinas ke Indonesia.. Lengkap sudah penderitaan bathinku saat
itu.. Aku tak mau membebani pikiran suamiku.. Makanya dengan inisiatifku
sendiri, dan didukung penuh oleh Ibu Nila , kami berusaha untuk menyelesaikan
laporan kepolisian saat itu juga.. Sebenarnya waktu itu aku pengen juga sih
mengabadikan momen bawa koper beriringan ini, tapi apa kata temen2? Disangkanya
aku tak sedih..aku hanya pengen mengabadikan aja alan2 malam ini..Tapi
kuurungkan niatku ini.. Toh udah kenyang kan berfoto ria nya. Setelah beberapa
kali salah arah (walaupun udah tanya sana sini), akhirnya sampai jua lah kami
di kantor polisi.
Saat kami memasuki kantor polisi,
semua polisi di sana terbelalak melihat kami. Bagaimana tidak? Ibu2 manis yang
bergaya dan seorang cowok ganteng, sambil berbondong-bondong memasuki ruangan
kantor polisi plus dengan koper2 cantiknya.. Siapa sangka, bahwa kami adalah
rombongan turis local yang sedang kena apes..walaupun sebenarnya aku aja sih
yang kena musibah. Setelah rapi memasuki kantor polisi, aku bersama Bu Nila
memasuki ruangan untuk melapor. Setelah bincang bincang sedikit dengan petugas,
kamipun dipersilakan untuk memasuki ruangan kecil di sebelah ruangan utama. Aku
dan Bu Nila disambut dengan hangat oleh Meneer Adduo, PK, si polisi ganteng,
panggilan buat dia.. Dia dengan sabar menanyai ttg alasan kedatangan kami ke
kantor polisi.. Setelah semua data yang dia perlukan cukup, dia segera membuat
laporan kehilangan untukku.. Dia pun bercerita kalau hari itu, aku bukanlah
orang pertama yang kecopetan.. Tapi banyak sekali… Whuuaaa… Pengen nangis deh
aku saat itu.. Merinding rasanya hati ini.. Dari bersembilan ini, ternyata aku
lah yang menarik hatinya hiks hiks…Walaupun begitu, aku sempat berujar
alhamdulillah…aku hanya kehilangan dompet aja.. Fisik dan yang lainnya tak
kena..#hiburku dalam hati#. Selidik punya selidik, ternyata kota Aachen, jerman
ini, terkenal juga dengan copetnya.. Copet perlente… Karena semua pencopetnya
berbusana bak turis.. Setelah semua laporan selesai, kami pun segera mencari
halte bis terdekat menuju stasiun. Karena rombongan bis telah pulang duluan,
akhirnya kami pulang dengan kereta.
Rupanya halte bis menuju ke
stasiun kereta ini deket banget.. Tapi karena kami khawatir jauh, akhirnya kami
naik bis saja.. Seperti halnya keterangan menuju kantor polisi.. Katanya dekat,
hanya 20 menit, eh ternyata lumayan jauh juga.. Jadi untuk menghindari hal itu,
akhirnya kami naik bis saja… Eh bener aja, lumayan jauh juga tuh jarak halte
tempat kami menyetop bis dengan stasiun, walaupun hanya beda 1 halte.
Akhirnya sampai lah kami di
stasiun Aachen Hbf pukul 19.30. Kami segera mencari tempat pembelian tiket..
Tiket menuju Schiphol Amsterdam harganya lumayan murah juga ternyata, apalagi
ini karena rombongan. Per orangnya hanya 15 EURO an, walaupun 4 kali pindah2
kereta, yaitu di Haaelen, Stiddart, Utrech Central dan Schiphol.. Kami mendapat
tiket kereta yang jam 20.30 dan diperkirakan akan tiba di schiphol jam 00.15. Setelah
selesai membeli tiket, kami segera mencari makan. Kasian perut kami terlantar..
karena kami tak mau ketinggalan kereta , akhirnya kami hanya membeli Burger Mac
Donals.. Restoran terdekat dan tercepat
dari tempat keberangkatan. Setelah memesan makanan dan minuman, kami pun segera
menuju ke atas.. Pikiran kami lebih baik makan diatas supaya tidak ketinggalan
kereta.. Tapi akhirnya kami kembali lagi ke bawah, ke tempat Mac D, karena kami
tak kuat dengan dinginnya malam yang menyusup kulit. Setelah selesai makan,
kami pun segera beranjak ke atas untuk segera menunggu kereta.. Baru beberapa
lama menunggu, ada pengumuman bahwa kereta menuju Amsterdam mengalami
keterlambatan.. Kami pun harus lebih lama menunggu.. Kami pun tak mau
kehilangan momen di stasiun ini.. Mas Herwin segera menjepretkan kameranya..
Ceess.. Aku pun tak mau ketinggalan untuk berfoto.. Kuhiburkan hatiku untuk
bisa ikut berbaur dengan keceriaan temen2..
Tak lama kemudian, datanglah
kereta yang kami nanti.. Setelah mendapat tempat duduk yang nyaman, kami pun
segera berbaur.. Berceita dan tertawa bersama.. Ada saja hal yang diobrolkan..
Aku nggak bisa banyak bercanda karena pikiranku melayang jauhhh.. Terlebih, aku
ingat pada dua malaikat kecilku.. Mereka pasti menungguku dengan was was..
Karen sebelum berangkat, aku bilang mungkin pulangnya jam 7 malem an.. Eh ini
sampe jam 12 masih di dalam kereta.. Aku hanya bilang, pulangnya terlambat
karena ada sesuatu hal yang terjadi.. Untungnya anak-anakku bukan tipe anak2
yang rewel.. mereka sangat pintar dan sedikit bijaksana.. Mereka mengerti
banget posisi ibunya selama di Holland ini.. Terima kasih ya Allah atas segala
karunia Mu
Sebenarnya ada rasa tak enak
terhadap semua teman temanku ini.. Seharusnya mereka mendapatkan
hiburan/liburan yang sesuai dengan yang diimpikan.. Belanja coklat Lindt, cookis2
jerman yang terkenal enak, souvenir souvenir, shopping shopping khas Aachen
dll.. Maafin aku ya temen-temen.. Aku juga sebenarnya tak mau hal ini terjadi..
Tapi rupanya Allah mentakdirkan kita menikmati jalan2 ke Aachen ini seperti
ini.. Semoga Tuhan YME membalas semua kebaikan teman2 ini.. Aamiin.. Kalian
telah menemaniku dalam menghadapi situasi yang sulit ini.. Kalian telah
memberiku suatu pengalaman dan pelajaran atas nilai suatu persahabatan..
Rasanya, hatiku bisa melihat tulusnya persahabatan yang kalian ulurkan.. Aku
tak akan melupakan kejadian ini.. Terlebih pada Bu Nila.. Aku mengucapkan
banyak banyak terima kasih.. Dengan semua pengalaman , kelembutan , kebaikan
,dukungan dan semua yang ada pada ibu.. Semoga Allah membalas semua kebaikan
ibu.. Aamiin YRA..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar