Sabtu, 14 Desember 2013

ALLAH MAHA BESAR


Aku mungkin salah seorang insan di dunia ini yang banyak merasakan kebesaran Allah.. Bagiku, tak ada sesuatu pun di dunia ini yang mustahil bila Allah telah menghendaki.. Sedih gembira akan datang silih berganti.. Aku hanya bisa bersyukur ketika mendapatkan suatu kenikmatan. Dan bersabar ketika mendapat kesulitan/himpitan maupun godaan. Aku hanya berharap semoga aku bisa menghadapi semuanya dengan hati yang ikhlas, hati yang lapang. Sedih dan gembira, yang datang silih berganti.

Sama seperti yang kualami semalem. Hari Rabu tanggal 8 Juni 2011 jam 20.45 waktu Amsterdam. Sepulang dari belanja sayuran di mall terdekat tempat tinggal kami, Centrum Middenhoven Amstelveen, aku di kejutkan dengan hilangnya sepeda anakku… Ya Allah, cobaan apalagi yang harus kuterima? Untungnya anak anakku telah terbiasa kuajarkan, bila kita kehilangan sesuatu, kita tidak boleh terlalu bersedih, tapi kita harus bersabar. Sama seperti malem itu. Dia (azka) sama sekali tidak bersedih.. Malah cengengesan aja. Aku bilang, harus bilang apa? Dia hanya menjawab : Inna lillahi wa inna ilaihi rojiun..

“ Kamu emang anak pinter Sayang, Gimana perasaanmu sepedanya hilang?” tanyaku..

“ Aku pengen marah Bu”, dengan wajah tak berekspresi..

Haduh ini anak cuek banged sih..Bukannya sedih .. malah pengen marah katanya.. Sama sekali tak terlihat kesedihan di wajahnya.. Dia hanya bilang kira kira apa reaksi ayahnya ketika tau sepedanya hilang.. Aku sendiri, rasanya nggak bisa marah kalau sudah melihat wajah polosnya, wajah cueknya dan wajah lucunya itu loh.. Sebenarnya aku gondok juga sih, sama itu maling.. Kok tega teganya ya ngambil sepeda anak kecil? Apa mereka tidak sadar? Bahwa sepeda itu adalah mainan kesayangan si empunya. Kami hanya bisa introspeksi.. Ya ku akui, anakku yang kecil ini emang paling selebor. Berulang kali aku selalu bilang untuk selalu mengunci sepedanya.. Tapi ini? Sama sekali tak pernah dilakukan.. Ya sudahlah daripada berantem mulu, aku hanya bisa pasrah, walaupun ngingetin mah terus terusan..Teman-teman disini pun banyak yang mengingatkan, di negeri ini,  banyak terjadi pencurian sepeda. Belanda sekarang tidak seperti Belanda dulu.. Belanda yang adem, aman,nyaman dll. Belanda sekarang, banyak pencuri dan pencopetnya.. Maklumlah, sekarang udah termasuk Eropa terbuka. So, siapapun bisa masuk ke mare.. Jadi kita tidak bisa membedakan pelakunya apakah orang Belanda asli atau dari luar..

Badan ini rasanya lemes juga… Kupandangi parkiran sepeda tempat sepeda anakku hilang, sementara anak2 ku duluan pulang ke rumah.. Mereka ngerti, emaknya lagi lemes dan tak berenergi hiks hiks.. Setelah puas aku memandang dan merenung,akupun segera pulang.. Aku ingin segera memberitahukan masalah ini ke suamiku.. Tetapi, tidak.., aku harus menunggu dia pulang dulu..Aku nggak mau mengganggu acara kantornya. Biasanya sih jam segitu sudah di rumah, cuman kebetulan sedang ada tamu sehingga dia harus menemani tamu-tamunya dahulu. Ya sudahlah kutahan dulu ceritanya sampai suamiku sudah di rumah saja.

Sesampai di rumah.. Kusidang anak-anakku.. Kuceramahin mereka.. Bahwa semua ini adalah kehendak Allah walaupun sebenarnya kita pun salah tak berikhtiar.. Kuceritakan pula kisah sahabat rosululloh Muhammad SAW ketika dia bertanya tentang arti sebuah tawakal ketika mau mengikat kudanya.. Anak- anakku cuman pada manggut manggut kepala aja.. Ya mudah mudahan bener bener mengerti deh..

Semaleman aku benar-benar memikirkan itu sepeda.. Ya Allah,aku berusaha untuk ikhlas, tapi tunjukkanlah kebesaran Mu ya Allah.. Berilah petunjuk padaku Ya Allah.. Aku yakin pencuri sepeda ini tinggalnya  di sekitar centrum itu…

Aku mencoba dan mencoba untuk ikhlas menerima ini, tapi aku nggak mau menyerah ya Allah.. Aku mau berusaha untuk mencari dan menemukan sepeda anakku itu.. Bila setelah kucari tak ada hasilnya, mungkin inilah takdir sepeda anakku. Demikian pikirku..

Mungkin saking kencangnya pikiranku, dalam tidurku, aku sampai bermimpi sepeda anakku. Sepeda anakku ada yang mengembalikan pada kami. Dalam mimpiku, aku berada di atas sepeda anakku itu dan aku bilang pada suamiku “ Tuh kan Yah bener kata ibu? Sepeda dede pasti kembali”.

Dalam mimpi itu, aku malah menaikin sepeda dede itu..Terus aku memberikan beberapa lembar uang rupiah. Lucunya, dalam mimpi itu, sepeda itu ada yang nganterin, katanya nemu di jalan..Tapi , kok bisa tau ya itu sepeda kami?  Tau deh ah, namanya juga mimpi..Tapi rasanya nyata sekali mimpi itu..

Suara alarm membuyarkan mimpi indahku.. Ingin rasanya aku bercerita kepada suamiku tentang mimpiku ini.. Tapi karena tidak memungkinkan, akhirnya kupendam sendiri saja..Setelah sholat subuh, seperti biasa, akupun melakukan kegiatan rutin pagiku.. Menyiapkan bekal sekolah anak2, membikin kopi untuk suamiku dan beres-beres di dapur. Setelah semua kelar, anak-anak dan suami telah berangkat ke sekolah dan ke kantor, aku pun segera mengerjakan tugas rumah yang laen. Entah kenapa, dalam diri ini ada suatu perasaan yang kuat yang mendorong dorong aku untuk segera keluar rumah, kembali ke mall semalem. Padahal sebenarnya aku paling males keluar kalau tidak ada keperluan. Instingku berkata, aku harus segera datang ke toko sepeda yang ada di centrum itu. Kuambil bon pembelian sepeda anakku yang hilang itu. Kucatat type dan nomor seri sepeda itu. Tak lupa kutulis no hp ku yang bisa dihubungin. Akupun akhirnya menunggu jam 11.00, saat dimana toko sepeda itu telah buka..

Sambil menunggu waktu, penasaran aku kelilingi itu centrum. Kutilik semua sepeda sepeda di situ.. Ya kali aja masih rejeki,pikirku. Bahkan, saking penasarannya,aku pun mendatangi parkir sepeda sekolah yang dekat dengan centrum. Namanya juga usaha kan? Setelah semuanya nihil, akhirnya aku berjalan kembali ke centrum untuk ke toko sepeda.

Sesampai di toko sepeda, si Mener  menyapaku..Kirain mau beli kali ya.. Pagi pagi sudah menyambanginya. Untungnya aku udah kenal sama itu Mener , jadi tak sungkan aku minta tolong padanya.  Ini mungkin karena aku pernah beli sepeda di sana dan aku sering bolak balik ke toko sepeda itu hanya sekedar bertanya sepeda murah dan bagus.. Ditambah, wajah,bahasa dan penampilanku yang berbeda kali ya dengan warga Belanda pada umumnya he he..

“Goede middag Mener” sapaku.

“Goede middag Mevrow” jawabnya ramah

“ Kunt u mij helpen?” tanyaku

“Ya, of course” jawabnya dalam bahasa inggris. Si mener tau kalau aku bisanya cuma ngomong belanda nya cuma segitu doang he he..

Terus aku ceritakan kejadian semalem. Sepeda anakku hilang semalem di centrum ini, dan aku minta tolong dia bila ada yang menjual sepeda ini ke dia, tolong hubungin aku..

Alhamdulillah lega banget rasanya.. Semua ikhtiar telah aku lakukan.. Aku tinggal berdoa, pasrah dan ikhlas.

Waktupun berlalu.. Aku segera belanja ke Oranjeban, tempat dimana kami beli cabe ijo.. Kata suamiku, kerjaanku belanja mulu.. Ya iya lah.. Disini mah nggak ada warung bo.. Buat beli garem aja, harus ke centrum dulu. Atau melangkah dikit naek tram/kereta atau bis kalau pengen sayuran Indonesia.. Ya dinikmatin ajalah.. Aku mencoba untuk selalu enjoy dimanapun kita berada.. Inilah kenyataan hidup indahku tinggal di negeri orang dengan aneka suka dukanya..

Jam 14.30 aku segera menjemput anak anakku ke sekolah.. Sebenarnya mereka udah berani sih pulang pergi sendiri, cuman aku pengen memastikan aja mereka baik baik aja.. Ditambah, si kecil karena tak ada sepeda, mau nggak mau harus di bonceng, sementara kakaknya tak mau bonceng. Ya kepaksa lah emaknya harus jemput..

Saat perjalanan pulang, suara hp ku berdering.. Kupikir suamiku yang menelpon.. atau guru les anakku yang kebetulan hari ini ada janji buat ngajar anak-anak.. Tapi, ini kok nomornya beda ya? Sama sekali belum ada namanya? Aku benar benar tak sadar, saat ku angkat itu telpon , aku sudah berada di wilayah centrum Middenhoven.. Kulihat Mener manis (ceile..) itu melambaikan tangannya padaku sambil memegang sepeda kecil.

Uppsss… Jantungku berdebar.. Ku kucek mataku.. Bukankah itu sepeda anakku? Aku tak banyak berpikir. Kudatangin mener itu.. Belum juga aku nyapa, dia nyerocos duluan..

“ This is your boy bike.Little boy come here and give this bike to me.. When I cek this number bike, he gone and not back again.. Already 20 minutes he gone”  cerocosnya.

“ Ya bener Meneer,ini sepeda anakku. Aku punya kunci sepeda ini..” sambil kukeluarkan kunci gembok sepeda anakku.. Ya, aku tak mau disebut hanya ngaku ngaku doang hilang sepeda..

“ Ya bener ini sepeda anak anda” katanya, setelah dia menyaksikan langsung gembok yang kubawa bisa membuka gembok rantai sepeda yang menggantung di stang sepeda.

Dia bercerita, saat anak kecil itu menyodorkan sepedanya untuk dijual, si mener minta ijin untuk ngecek nomor serie dll nya.. Setelah memastikan semua identitas sepeda itu, dia langsung bilang ke anak kecil itu, kalau ini ada sepeda curian. Anda mencurinyya semalem.. Setelah dibilangin gitu, anak kecil itu langsung pergi dan tak kembali.. Makanya dia langsung ngeloyor pergi..

“ Thank you very much Meneer. How much I must pay to you?” kataku

“No.. No.. You don’t say like that.. I just help you..It your son bike” katanya

Saat itu,aku hanya bisa bilang terima kasih terus.. Entah berapa kali aku bilang terima kasihnya.. Meneer itu pun tak lupa memberi pesan pada anakku untuk selalu mengunci sepedanya..

Perasaanku bercampur aduk.. Aku hanya bisa bertasbih dan bertakbir.. Allahu Akbar.. Laa haula wala quwwata illa billah.. Tak ada sesuatu yang mustahil bila Dia berkendak.. Jujur, sepanjang perjalanan pulang ke rumah, aku merinding.. Merinding akan kebesaran Allah.. Aku hanya bisa berharap dan berdoa, Ya Allah,tolong lindungi kami dimanapun kami berada.. Kami tak berdaya sama sekali bila Engkau tak disamping kami.. Aku hanya berharap, semoga apapun yang terjadi pada diri kami dan keluarga kami, Engkau selalu beserta Kami..

Tak ada sesuatu pun yang melebihi kebesaran Mu, melebihi ke agungan Mu.. Aku yakin itu Ya Robbi.. Please don’t leave me, where and when we are.. Insya Allah…



Amsterdam, 09 Juni 2011

Tidak ada komentar:

Posting Komentar