Aku mungkin salah seorang insan
di dunia ini yang banyak merasakan kebesaran Allah.. Bagiku, tak ada sesuatu
pun di dunia ini yang mustahil bila Allah telah menghendaki.. Sedih gembira
akan datang silih berganti.. Aku hanya bisa bersyukur ketika mendapatkan suatu
kenikmatan. Dan bersabar ketika mendapat kesulitan/himpitan maupun godaan. Aku
hanya berharap semoga aku bisa menghadapi semuanya dengan hati yang ikhlas,
hati yang lapang. Sedih dan gembira, yang datang silih berganti.
Sama seperti yang kualami
semalem. Hari Rabu tanggal 8 Juni 2011 jam 20.45 waktu Amsterdam. Sepulang dari
belanja sayuran di mall terdekat tempat tinggal kami, Centrum Middenhoven
Amstelveen, aku di kejutkan dengan hilangnya sepeda anakku… Ya Allah, cobaan
apalagi yang harus kuterima? Untungnya anak anakku telah terbiasa kuajarkan,
bila kita kehilangan sesuatu, kita tidak boleh terlalu bersedih, tapi kita
harus bersabar. Sama seperti malem itu. Dia (azka) sama sekali tidak bersedih..
Malah cengengesan aja. Aku bilang, harus bilang apa? Dia hanya menjawab : Inna
lillahi wa inna ilaihi rojiun..
“ Kamu emang anak pinter Sayang, Gimana
perasaanmu sepedanya hilang?” tanyaku..
“ Aku pengen marah Bu”, dengan
wajah tak berekspresi..
Haduh ini anak cuek banged sih..Bukannya
sedih .. malah pengen marah katanya.. Sama sekali tak terlihat kesedihan di
wajahnya.. Dia hanya bilang kira kira apa reaksi ayahnya ketika tau sepedanya
hilang.. Aku sendiri, rasanya nggak bisa marah kalau sudah melihat wajah
polosnya, wajah cueknya dan wajah lucunya itu loh.. Sebenarnya aku gondok juga
sih, sama itu maling.. Kok tega teganya ya ngambil sepeda anak kecil? Apa
mereka tidak sadar? Bahwa sepeda itu adalah mainan kesayangan si empunya. Kami
hanya bisa introspeksi.. Ya ku akui, anakku yang kecil ini emang paling
selebor. Berulang kali aku selalu bilang untuk selalu mengunci sepedanya.. Tapi
ini? Sama sekali tak pernah dilakukan.. Ya sudahlah daripada berantem mulu, aku
hanya bisa pasrah, walaupun ngingetin mah terus terusan..Teman-teman disini pun
banyak yang mengingatkan, di negeri ini, banyak terjadi pencurian sepeda. Belanda
sekarang tidak seperti Belanda dulu.. Belanda yang adem, aman,nyaman dll.
Belanda sekarang, banyak pencuri dan pencopetnya.. Maklumlah, sekarang udah
termasuk Eropa terbuka. So, siapapun bisa masuk ke mare.. Jadi kita tidak bisa
membedakan pelakunya apakah orang Belanda asli atau dari luar..
Badan ini rasanya lemes juga…
Kupandangi parkiran sepeda tempat sepeda anakku hilang, sementara anak2 ku
duluan pulang ke rumah.. Mereka ngerti, emaknya lagi lemes dan tak berenergi
hiks hiks.. Setelah puas aku memandang dan merenung,akupun segera pulang.. Aku
ingin segera memberitahukan masalah ini ke suamiku.. Tetapi, tidak.., aku harus
menunggu dia pulang dulu..Aku nggak mau mengganggu acara kantornya. Biasanya
sih jam segitu sudah di rumah, cuman kebetulan sedang ada tamu sehingga dia
harus menemani tamu-tamunya dahulu. Ya sudahlah kutahan dulu ceritanya sampai
suamiku sudah di rumah saja.
Sesampai di rumah.. Kusidang
anak-anakku.. Kuceramahin mereka.. Bahwa semua ini adalah kehendak Allah
walaupun sebenarnya kita pun salah tak berikhtiar.. Kuceritakan pula kisah
sahabat rosululloh Muhammad SAW ketika dia bertanya tentang arti sebuah tawakal
ketika mau mengikat kudanya.. Anak- anakku cuman pada manggut manggut kepala
aja.. Ya mudah mudahan bener bener mengerti deh..
Semaleman aku benar-benar
memikirkan itu sepeda.. Ya Allah,aku berusaha untuk ikhlas, tapi tunjukkanlah
kebesaran Mu ya Allah.. Berilah petunjuk padaku Ya Allah.. Aku yakin pencuri
sepeda ini tinggalnya di sekitar centrum
itu…
Aku mencoba dan mencoba untuk
ikhlas menerima ini, tapi aku nggak mau menyerah ya Allah.. Aku mau berusaha
untuk mencari dan menemukan sepeda anakku itu.. Bila setelah kucari tak ada
hasilnya, mungkin inilah takdir sepeda anakku. Demikian pikirku..
Mungkin saking kencangnya pikiranku,
dalam tidurku, aku sampai bermimpi sepeda anakku. Sepeda anakku ada yang
mengembalikan pada kami. Dalam mimpiku, aku berada di atas sepeda anakku itu
dan aku bilang pada suamiku “ Tuh kan Yah bener kata ibu? Sepeda dede pasti
kembali”.
Dalam mimpi itu, aku malah
menaikin sepeda dede itu..Terus aku memberikan beberapa lembar uang rupiah.
Lucunya, dalam mimpi itu, sepeda itu ada yang nganterin, katanya nemu di
jalan..Tapi , kok bisa tau ya itu sepeda kami?
Tau deh ah, namanya juga mimpi..Tapi rasanya nyata sekali mimpi itu..
Suara alarm membuyarkan mimpi
indahku.. Ingin rasanya aku bercerita kepada suamiku tentang mimpiku ini.. Tapi
karena tidak memungkinkan, akhirnya kupendam sendiri saja..Setelah sholat
subuh, seperti biasa, akupun melakukan kegiatan rutin pagiku.. Menyiapkan bekal
sekolah anak2, membikin kopi untuk suamiku dan beres-beres di dapur. Setelah semua
kelar, anak-anak dan suami telah berangkat ke sekolah dan ke kantor, aku pun
segera mengerjakan tugas rumah yang laen. Entah kenapa, dalam diri ini ada
suatu perasaan yang kuat yang mendorong dorong aku untuk segera keluar rumah, kembali
ke mall semalem. Padahal sebenarnya aku paling males keluar kalau tidak ada
keperluan. Instingku berkata, aku harus segera datang ke toko sepeda yang ada
di centrum itu. Kuambil bon pembelian sepeda anakku yang hilang itu. Kucatat
type dan nomor seri sepeda itu. Tak lupa kutulis no hp ku yang bisa dihubungin.
Akupun akhirnya menunggu jam 11.00, saat dimana toko sepeda itu telah buka..
Sambil menunggu waktu, penasaran
aku kelilingi itu centrum. Kutilik semua sepeda sepeda di situ.. Ya kali aja
masih rejeki,pikirku. Bahkan, saking penasarannya,aku pun mendatangi parkir sepeda
sekolah yang dekat dengan centrum. Namanya juga usaha kan? Setelah semuanya
nihil, akhirnya aku berjalan kembali ke centrum untuk ke toko sepeda.
Sesampai di toko sepeda, si
Mener menyapaku..Kirain mau beli kali
ya.. Pagi pagi sudah menyambanginya. Untungnya aku udah kenal sama itu Mener ,
jadi tak sungkan aku minta tolong padanya. Ini mungkin karena aku pernah beli sepeda di
sana dan aku sering bolak balik ke toko sepeda itu hanya sekedar bertanya sepeda
murah dan bagus.. Ditambah, wajah,bahasa dan penampilanku yang berbeda kali ya
dengan warga Belanda pada umumnya he he..
“Goede middag Mener” sapaku.
“Goede middag Mevrow” jawabnya
ramah
“ Kunt u mij helpen?” tanyaku
“Ya, of course” jawabnya dalam bahasa
inggris. Si mener tau kalau aku bisanya cuma ngomong belanda nya cuma segitu
doang he he..
Terus aku ceritakan kejadian
semalem. Sepeda anakku hilang semalem di centrum ini, dan aku minta tolong dia
bila ada yang menjual sepeda ini ke dia, tolong hubungin aku..
Alhamdulillah lega banget
rasanya.. Semua ikhtiar telah aku lakukan.. Aku tinggal berdoa, pasrah dan
ikhlas.
Waktupun berlalu.. Aku segera
belanja ke Oranjeban, tempat dimana kami beli cabe ijo.. Kata suamiku,
kerjaanku belanja mulu.. Ya iya lah.. Disini mah nggak ada warung bo.. Buat
beli garem aja, harus ke centrum dulu. Atau melangkah dikit naek tram/kereta
atau bis kalau pengen sayuran Indonesia.. Ya dinikmatin ajalah.. Aku mencoba
untuk selalu enjoy dimanapun kita berada.. Inilah kenyataan hidup indahku
tinggal di negeri orang dengan aneka suka dukanya..
Jam 14.30 aku segera menjemput
anak anakku ke sekolah.. Sebenarnya mereka udah berani sih pulang pergi
sendiri, cuman aku pengen memastikan aja mereka baik baik aja.. Ditambah, si
kecil karena tak ada sepeda, mau nggak mau harus di bonceng, sementara kakaknya
tak mau bonceng. Ya kepaksa lah emaknya harus jemput..
Saat perjalanan pulang, suara hp
ku berdering.. Kupikir suamiku yang menelpon.. atau guru les anakku yang
kebetulan hari ini ada janji buat ngajar anak-anak.. Tapi, ini kok nomornya
beda ya? Sama sekali belum ada namanya? Aku benar benar tak sadar, saat ku
angkat itu telpon , aku sudah berada di wilayah centrum Middenhoven.. Kulihat Mener
manis (ceile..) itu melambaikan tangannya padaku sambil memegang sepeda kecil.
Uppsss… Jantungku berdebar.. Ku
kucek mataku.. Bukankah itu sepeda anakku? Aku tak banyak berpikir. Kudatangin
mener itu.. Belum juga aku nyapa, dia nyerocos duluan..
“ This is your boy bike.Little
boy come here and give this bike to me.. When I cek this number bike, he gone
and not back again.. Already 20 minutes he gone” cerocosnya.
“ Ya bener Meneer,ini sepeda
anakku. Aku punya kunci sepeda ini..” sambil kukeluarkan kunci gembok sepeda
anakku.. Ya, aku tak mau disebut hanya ngaku ngaku doang hilang sepeda..
“ Ya bener ini sepeda anak anda”
katanya, setelah dia menyaksikan langsung gembok yang kubawa bisa membuka
gembok rantai sepeda yang menggantung di stang sepeda.
Dia bercerita, saat anak kecil
itu menyodorkan sepedanya untuk dijual, si mener minta ijin untuk ngecek nomor
serie dll nya.. Setelah memastikan semua identitas sepeda itu, dia langsung
bilang ke anak kecil itu, kalau ini ada sepeda curian. Anda mencurinyya
semalem.. Setelah dibilangin gitu, anak kecil itu langsung pergi dan tak
kembali.. Makanya dia langsung ngeloyor pergi..
“ Thank you very much Meneer. How
much I must pay to you?” kataku
“No.. No.. You don’t say like
that.. I just help you..It your son bike” katanya
Saat itu,aku hanya bisa bilang
terima kasih terus.. Entah berapa kali aku bilang terima kasihnya.. Meneer itu
pun tak lupa memberi pesan pada anakku untuk selalu mengunci sepedanya..
Perasaanku bercampur aduk.. Aku hanya
bisa bertasbih dan bertakbir.. Allahu Akbar.. Laa haula wala quwwata illa
billah.. Tak ada sesuatu yang mustahil bila Dia berkendak.. Jujur, sepanjang
perjalanan pulang ke rumah, aku merinding.. Merinding akan kebesaran Allah..
Aku hanya bisa berharap dan berdoa, Ya Allah,tolong lindungi kami dimanapun
kami berada.. Kami tak berdaya sama sekali bila Engkau tak disamping kami.. Aku
hanya berharap, semoga apapun yang terjadi pada diri kami dan keluarga kami,
Engkau selalu beserta Kami..
Tak ada sesuatu pun yang melebihi
kebesaran Mu, melebihi ke agungan Mu.. Aku yakin itu Ya Robbi.. Please don’t
leave me, where and when we are.. Insya Allah…
Amsterdam, 09 Juni 2011
Tidak ada komentar:
Posting Komentar