Selasa, 13 Mei 2014

Kita berencana, Allah yang menentukan

Hari ini , Selasa 13 Mei 2014 seharusnya aku berjalan-jalan dengan sahabat2 ku yang ada di KBRI ke Grotte de HAN -SUR-LESSE - BELGIUM. Berbagai rencana telah kusiapkan. Aku pun rajin buka update rencana di fb yang diadakan oleh para pengurus KBRI. Aku telah koordinasi dengan suamiku bila saatnya tiba, gantian menjaga si kecil. Dan suamiku telah menyanggupinya. Bahkan aku telah berkontak ria dengan teman 1 groupku yaitu mbak Novi. Udah terbayang dalam benakku serunya berjalan-jalan dengan mereka. Ketawa-ketawa, foto-foto dll.. Rasanya dunia ini hanya milik kami hehe..
Sampai waktunya pun tiba. Kemaren aku ijin sama anakku yang kecil, mengingatkan dia bahwa Selasa besok tanggal 13 Mei aku akan pergi ke Belgium.
Ternyata dia berubah pikiran. Dia tidak mengijinkanku untuk pergi.. Hadeuh..gimana ini? Malu kan kalau aku nggak jadi? Mana aku ketua rombongan lagi hiks hiks.. Mana udah maen komen-komen an lagi di FB ..Aku bener-bener galau segalau-galaunya deh hiks..
Namun aku segera aku instropeksi diri dan merenung, kenapa anakku yang manis dan sholeh ini seperti ini? Dia nggak pernah begini koq. Memang anakku ini baru di sunat, dan kebetulan ada sedikit masalah. Dibagian bawah "burungnya" istilah ku padanya, sedikit berair dan sedikit bernanah. Mungkin karena sering menempel antara penis dan kulit buah zakarnya ( bukan jorok loh istilahku heh). Aku sangat cemas dengannya. Sebenarnya aku sudah kontak dengan dokter sunatnya, dokter Karaca, beberapa hari yang lalu tapi beliau bilang nggak apa-apa. Itu udah biasa koq. Karena ini merupakan pengalaman pertama dan anakku pun tak mengeluh apa-apa, aku akhirnya biasa lagi. 
Namun malam Senin tanggal 11 April 2014, anakku benar2 nggak mengijinkan aku pergi. Duuhh kumaha ieu?? pikirku.. Aku bilang suamiku dan si sulungku untuk membantu membujuknya agar dia mau mengijinkanku.

Karena feelingku sudah nggak enak hati, dan aku tak mau membuat temen2 KBRI bingung, aku langsung telp mbak Pipiet KBRI malem-malem jam 11 ( sebelumnya aku bbm dulu). Beliau belum tidur karena rupanya sedang repot bin sibuk mengurusi masalah tour ini. Aku menelpon mbak Pipiet sambil menyodorkan juga penggantiku. Karena calon pengantiku menunggu kabarku secepatnya, maka dengan nggak enak hati aku menepon malam-malam. Walaupun bukan kewajibanku untuk mencari penggantiku, tapi rasanya aku punya tanggung jawab moral. Mana aku ngebatalinnya tiba2 lagi? ( walaupun ini bukan mau ku kan?)
Aku bilang ke mbak pipiet, aku belum bisa memutuskan bisa ikut atau tidaknya, tapi aku akan tetap mencari penggantiku. Apalagi ku dengar ada beberapa teman yang mengundurkan diri juga. Kupikir kalaupun aku ikut nanti pada akhirnya, insya allah akan tetap ada seat.

Senin pagi, tanggal 12 Mei 2014 aku mengantar anakku ke sekolah naik metro ( metro adalah istilah kereta untuk perjalanan dalam kota di Belanda).  Belum juga nyampai sekolah, anakku mengerang kesakitan. Dia kesakitan karena burungnya sakit. Baru sepertiga kami berjalan kaki. Kami pun akhirnya kembali ke rumah. Memang pagi-pagi saat ku membersihkan luka sunatnya, aku mencium aroma tak sedap . Tegg.. sepertinya ini infeksi hiks hiks..  Tambah galau deh diriku antara pergi piknik atau menjaga anakku.. Gimana aku bisa ketawa ketiwi dengan kondisi anakku seperti ini?? Hiks hiks... Galau deh.. Pertarungan antara egoku dan naluri ku semakin sengit. Belum juga nyampai rumah, mbak Pipiet telp aku untuk memastikan keikutsertaan ku untuk piknik ini. Hal ini dilakukan karena mereka pun di desak oleh pihak tour / bis tentang jumlah pesertanya. Mungkin untuk pengurusan asuransi atau lainnya kali .. 

Karena aku sedang di jalan, dan tak mungkin membiarkan anakku kesakitan lama di luar rumah (mana hujan lagi di luar), akhirnya aku minta waktu untuk memutuskan masalah ini dalam waktu 10 menit atau saat udah nyampe di rumah. ( Mungkin ego ku sedang diatas angin kali yaa..soalnya rasanya aku keukeuh pengen ikut hihii..).
Sesampai di rumah , aku segera melihat luka sunat anakku, dan aku segera membuat afsprak / janji untuk ke dokter. Alhamdulillah aku bisa datang ke praktek dokter rumahku jam 14.40 .
Karena aku harus segera memutuskan tentang keikutsertaanku ini, sesuai janjiku, akhirnya aku segera menelpon mbak Pipiet. Dengan segala pertimbangan-pertimbanganku yang masak dan dengan merenung singkat (ceile) serta masukkan dari mbak Pipiet yang baik... akhirnya aku memutuskan tidak ikut. 
Namun ego ku tak mau kalah. Aku akan mempertimbangkan untuk ikut bila menurut dokter keadaan anakku tidak parah.
Saat ke dokter pun tiba. Dokter memeriksa dan tanya jawab dengan aku, anakku, akhirnya dokter memberikan salep dan bila 3 hari tak ada perubahan, anakku harus di beri antibiotik. Anakku memang sedikit infeksi, tapi menurut dokter belum perlu obat... ( Inilah yang bikin aku sebel sama dokter disini..maaf.. pelitt sama obatnya hiks hiks). Kalau kita udah merengek2 minta obat, baru deh dikasih obat. Capekk dehh..
Hasil dari dokter ini, membuatku mantap tidak ikut.. Aku harus ikhlas.. Toh ketidakikutsertaanku dalam piknik ini adalah demi buah hatiku..
Semoga kau cepat sembuh ya Nak.. Pengorbanan untukmu ini sangat besar.. Melepaskan ego ibumu ini yang sebenarnya pengen banget refreshing bersama dengan sahabat-sahabat ibu. Tapi aku yakin, insya allah semua ini akan menjadi tambahan pahala buat ibu hehe.. Aamiin YRA.. Ibu sayang kamu anakku sayang ...
Ternyata benar, dalam kehidupan ini.. Kita hanya bisa berencana, tapi Allah lah yang memutuskan.. Sebuah pengalaman hidup yang membuatku untuk terus belajar bijaksana dalam menghadapi semua permasalahan dalam kehidupan ini...


Amstelveen, 13 Mei 2014

Tidak ada komentar:

Posting Komentar