Anganku melayang ke beberapa bulan yang lalu... Terus terang kuakui, kepergiaan mamah membuatku terhuyung dlm menghadapi hidup ini. Rasa sesal yang tak pernah berkesudahan. Sesal karena aku tak dapat membahagiakan mamah secara emosi. Selama hidup mamah, aku banyak menyusahkan beliau. Beliau lah yang mengurus anak-anakku di rumah bila ku pergi kerja walaupun beliau hanya mengawasi ( karena sudah ada 2 pembantu yang membantu pekerjaan di rumah). Dan saat ku udah resign, aku malah pergi meninggalkan mamah karena mengikuti tugas suami ke Amsterdam. Ku tak sempat memasakkan masakan yang enak buat mamah.. ku tak sempat memijit badan mamah.. ku tak sempat menyisihkan waktuku untuk meluapkan emosi kasih sayangku pada mamah. Itulah yang sering kutangisi atas kepergiaan mamah.
Secara duniawi,, alhamdulillah aku dapat memenuhi semua kebutuhan mamah, dapat membahagiaan mamah. Dan alhamdulillah nya, almarhumah mamah orangnya tak pernah neko-neko. Beliau adalah orang yang paling sabar yang ada di dunia ini setauku.. sabar dalam menerima semua ujian hidup ini . Beliau adalah orang yang tegar...
Kebahagiaan spiritual, alhamdulillah aku telah menemukannya..walau terkadang bila ku sedang down, aku sering bertanya pada Nya " kenapa semua ini terjadi padaku?" . Aku masih harus banyak belajar dan belajar lagi dalam kebahagiaan spiritual ini. Alhamdulillah sejak pulang dari Tanah Suci, kebahagiaan spiritualku rasanya telah kutemukan dan bertambah.. Selalu kutanamkan dalam hati bahwa, semua yang terjadi dalam hidup ini adalah atas kehendak Nya.. Bahkan tak ada sehelai rambut pun yang jatuh tanpa seijin Nya..
Aku tau ketiga istilah ini dari temanku. Aku catat dalam blog supaya selalu ku ingat pesanmu ini...Walaupun tak persis dengan yg beliau sampaikan, tapi sepertinya dulu ada satu kebahagianku yang tak mampu ku raih . Inti dari segala sedih dan tangisku selama ini, yaitu kebahagiaan emosi. Aku memang tipe orang yang agak tertutup. Aku bukan tipe orang yang mudah percaya kepada siapapun untuk menceritakan semua derita hidupku, semua duka dan kesedihanku atau bahkan semua kebahagiaanku. Aku tipe orang yang sangat berhati-hati. Ku cari dan kucari kebahagiaan emosi ini. Ternyata memang aku harus mulai berubah. Aku harus bisa mencurahkan semua yg kurasa baik lewat teman, sahabat , saudara atau mungkin buku diaryku. Aku memang selalu banyak pertimbangan untuk menceritakan sesuatu hal tentang diriku. Bukan apa2.. aku melihat banyak orang disekelilingku yang bermuka dua. Aku nggak mau terjebak dengan muka manis mereka. Aku tak mau menjadi pergunjingan manis buat mereka, walaupun kutau, bila aku jadi obyek pergunjingan , dosa kita akan pindah ke mereka. Tapi tetap aku tak nyaman bila namaku jadi obyek obrolan (lebay.com hehe). Akhirnya, luapan emosiku tertahan.
Masih teringat dalam benakku, ketika aku menangis tersedu-sedu di kamar saat ku marah dengan anak-anakku... saking keselnya dan aku tak bisa marah, aku masuk ke kamar.. terisak menangis.. kedua anakku pun menangis saat ku masuk di dalam kamar dan mereka meminta maaf padaku atas kenakalan mereka. Dan bila aku kesel sama suami, aku tak bisa mengeluarkan kata2 kasar atau marah-marah kepadanya. Entahlah..rasanya susah sekali aku untuk marah.
Sampai akhirnya saat suamiku mengingatkanku dengan lembut tentang sikapku ini , aku baru tersadar bahwa aku ternyata belum pinter meluapkan emosi di dada. Aku pun akhirnya membaca artikel - artikel yang berkenaan dengan masalahku ini, sambil aku pun berkonsultasi dengan sahabat dan temen yang mempunyai pengalaman yang lebih banyak. termasuk dengan temanku yang memberikan 3 istilah ini. Aku baru sadar, ternyata secara emosi aku belum bahagia. Dan ketidakbahagiaan emosi ini adalah salah satu penghambat kebahagian yang ku rasakan. Sejak itu aku berusaha untuk belajar lagi mencurahkan emosi jiwaku.. bila ku tidak suka dengan sikap dan tindakan suami dan anak2k, aku akan bicara.. pun bila dengan sahabat2ku. Dan bila ku marah , aku akan mencurahkan kemarahan kemarahanku dengan tepat. Teryata susah juga ya untuk mencurahkan isi emosi jiwa ini..
Aku hanya berharap semoga dengan ketiga kebahagiaan emosi yang telah kutau ini dan telah kutemukan ini, menjadikan aku menjadi pribadi yang benar-benar bahagia. . Aku yakin, bila ku bahagia, mamah yang di surga pun bahagia .. Insya Allah.. Aamiin YRA...
Amstelveen, 10 Mei 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar