Senin, 20 Januari 2014

Pengalaman - pengalamanku di Tanah Suci ( Catatan Perjalanan Hajiku Bagian 2)

Sebelum berangkat ke Tanah Suci, aku sudah bertanya kepada mamih mertua, Bi Haji Neneng di Bandung, sahabat2 yang sudah pernah pergi ke sana dll.. Dan pastinya dari internet-internet juga lah.. Baik tentang doa-doanya maupun tentang sikap2 di sana.. Dari semua cerita mereka, intinya kita harus ikhlas dan pasrah dengan apapun yang terjadi.. Nggak boleh banyak ngeluh dll..
Ku ingat terus pesan mereka..  
Saat pertama menginjakkan kaki di Jeddah, sebelum ke Mekkah, aku sudah dapat ujian.. Kartu telpon  Saudiku nggak bisa dipake.. Bahkan BB ku hank.. Kebayang nggak sih? Aku bener loss kontak dengan semuanya.. Papap, mamih mertua, adik-adik iparku , Bi Haji, saudara-saudaraku di Bandung dan di Majalengka, pun dengan teman-teman di Amsterdam, khususnya teman dimana anakku tinggal sementara.. Mana suamiku nggak ada lagi nomor-nomor mereka.. ( Dan ndilalahnya, aku koq lupa gituh nanya ke anak-anakku nomor2 mereka itu.. Kebetulan sebelum berangkat, aku meninggalkan nomor-nomor penting buat anak-anakku baik yang ada di Amsterdam maupun di Indonesia.. Takut terjadi apa-apa dengan kami di tanah suci).
Ku coba untuk menenangkan diri.. Untungnya, suamiku punya kontak dengan Pak Dian, tempat anakku tinggal sementara.. Alhamdulillah.. Dari situ juga lah, aku masih bisa kontakan dengan anak-anakku..
Aku hanya berusaha untuk berbaik sangka.. Mungkin BB ku hank supaya aku khusuk dengan ibadah hajiku.. Ku coba ikhlaskan semuanya.. Masalahnya bukan apa2.. aku sama sekali nggak bisa mengabarkan kepada keluarga besarku di Indonesia. Takut mereka khawatir.. Mudah-mudahan mereka mengerti..
Waktupun berlalu tanpa ku dapat berkomunikasi dengan orang-orang yang aku sayangi.. Kucoba lepaskan semua beban di hatiku.. Ku enyahkan segala pikiran-pikiran jelekku..
Kujalani semuanya seperti yang lainnya.. Sholat di mesjid, mengikuti rukun-rukun wajib dll.. Alhamdulillah semuanya dapat berjalan dengan baik tanpa handphone di tanganku sama sekali..

Sebenarnya, banyak sekali pengalaman-pengalamanku selama disana. Namun dari sekian pengalamanku di sana, ada 3 pengalaman spiritual yang sangat berkesan dan terpatri terus di hati ini hingga kini..

Yang pertama adalah saat di Masjidil Haram.. Aku lupa tanggalnya.. Saat itu sepulang dari toilet, aku dan temanku Enny segera bergegas menuju ke tempat favorite kami yaitu gate 84. (Gate khusus muslimah .. Kami janjian dengan para suami di gate itu..  Para suami di gate 85. Gate 84 dan 85 paling strategis di antara gate yang lainnya. Karena kita para suami isteri, masih bisa saling melihat posisi sholat kami walaupun posisi sholat kami terpisah).
Kembali ke ceritaku..Dari awal keluar pintu toilet wanita, lenganku sepertinya ada yang menggelayut akrab di lengan sebelah kiriku.. Kulirik lenganku.. Ternyata seorang wanita paruh baya - sepertinya dari india - menggandeng lenganku.. Jalannya tertatih-tatih.. Mungkin dia sakit kali ya.. Entahlah.. Akupun tak bertanya, karena masalah bahasa.. Saat itu aku menggunakan bahasa inggris. Dia tak mengerti setiap aku bertanya atau berkata.. Walaupun tak satu katapun terucap dari bibirnya, aku tau bahwa dia membutuhkan pertolonganku untuk menuju suatu gate.. Dalam hatiku, ya sekalian aja lah aku bawa ke gate kami.. Namun sayang, rupanya dia masuk ke gate sebelumnya yaitu gate 86.. Aku ajak dia untuk ikut kami, tapi dia tak mau.. Akhirnya aku mohon maaf tidak bisa bersamanya.. Aku bilang padanya kalau aku udah janjian dengan suami di gate 85. Entah mengerti atau tidak, dia hanya tersenyum dan memberi salam..  Alhamdulillah, aku bisa menolong orang ditengah hiruk pikuknya lautan manusia di masjid yang mulia ini..

Disinilah wanita india itu menggelayut lengan kiriku

Pengalaman kedua adalah saat di  Padang Arofah.. Saat itu aku baru tiba dari perjalanan panjang perjalanan kami.. Perjalanan dari Mina ke Arofah sepanjang 16,5 km dengan berjalan kaki dalam waktu 4,5 jam.. Waktu itu aku membawa perlengkapan dan perbekalan makanan dan minuman yang lumayan banyak.. Plus di sepanjang perjalanan , banyak dermawan yang memberi makanan dan minuman. Sesampai di tenda di Arofah, kamipun diberi lagi makanan dan minuman sebanyak 1 doos. Alhamdulillah.. Aku berkata pada Enny " En, bekal kita masih banyak.. Sayang ya ntar kalau nggak ke makan". Tak ada maksud apapun dari kata-kataku itu.. Aku hanya menyayangkan aja kalau makan itu mubazir.. Tak lama kemudian kutaruh doos makanan itu disamping makanan Enny. Tak lama kemudian, rasanya aku haus.. Kucari2 minuman di ranselku, koq nggak ada ya.. Akhirnya aku mencari dus makanan yang diberikan tadi. Didalamnya ada minuman, makanan dll.. Aku mencari-cari makananku, koq nggak ada.. Aku heran.. Mataku memandang semua sudut di dekatku..Tetap tak ada doos makananku itu..Terus akupun bertanya ke Enny tentang doos yang ada. Jumlahnya hanya 1 buah.. 
" En, ini doos makanan siapa?" tanyaku.. 
" Itu punyaku Tik" jawab Enny..  
Astaghfirullah.. Saat itu aku langsung beristighfar.. Apakah mungkin doos ku hilang karena ucapanku tadi? Wallohu alam.. Saat itu aku hanya bisa beristighfar.. memohon ampun atas segala khilafku.. Aku tau, di tempat suci ini, kita tak boleh berkata dan bersikap jelek, bahkan di dalam hatipun tak boleh.. Aku dan Enny akhirnya membahas masalah ini.. Bahkan Enny bilang " jangan-jangan ini teguran karena ucapanmu tadi Tik".. Entahlah.. Aku hanya bisa mohon ampun.. Ampunilah aku Ya Robbi yang telah menolak rejekimu.. Sebenarnya Kau tau kan aku nggak bermaksud begitu? Aku hanya menyayangkan aja kalau sampai makan dan minuman itu mubazir.. Ampunillah aku Ya Robbi.. Pengalaman itu menjadikan aku untuk lebih berhati-hati dalam setiap kata, ucapan dan tindakan .. Mungkin secara materi doos makanan itu tak seberapa, tapi bagiku, itu merupakan balasan langsung dari ucapanku.. Di tanah suci ini, semua perkataan , bahkan yang masih terbersit di hati pun, akan langsung di dengar Allah..

Aku bersama teman-teman 1 groupku..
Di Padang Arofah inilah doos makananku hilang tanpa jejak..

Dan pengalaman yang ketiga adalah saat di Raudhah, di dalam Masjid Nabawi , Madinah.. Saat itu aku terpisah dari teman-temanku yang se group. Memang untuk masuk ke Raudhah ini, kita bergiliran untuk masuknya.. Di Raudhah ini, kita berdoa dan sholat dengan khusuk. Dan Raudhah adalah tempat yang mustajab untuk doa-doa kita.. Artinya insya allah doa kita akan di ijabah oleh Allah SWT. Aamiin YRA.. Karena di tempat ini kita sangat berdesak-desakan, kita harus pintar-pintar cari tempat untuk sholat sunah di sana. Saat itu aku mencari waktu dan tempat yang pas untuk sholat.. Tiba-tiba seorang Askar (penjaga masjid perempuan) langsung menyuruh aku untuk sholat..  Akhirnya aku sholat seperti halnya jamaah yang lainnya.. Dari sudut mataku, rupanya 2 orang Askar menjagaku.. Tangan mereka menjagaku dari orang-orang di belakangku supaya mereka tidak menabrakku.. Masing-masing tangan mereka dibentangkan.. Allahu akbar.. Alhamdulillah.. Akupun sholat dengan khusuk.. Kumenangis terharu bisa di tempat suci ini.. Segala macam doa kupanjatkan.. Rasanya lama sekali aku berdoa dan herannya, rasanya saat itu aku tenang..tenang sekali.. Tak seorangpun yang mendorongku.. Kata orang-orang sih, di Raudhah pasti saling dorong-dorongan.. Tapi tak kurasakan tuh semua itu.. Sampai akhirnya aku tersadar sendiri.. Rasanya aku sudah terlalu lama dalam sujud dan doaku.. Kasian buat teman2 yang lain.. Akupun segera berdiri dan memberi salam pada makam Nabi Muhammad dan para sahabatnya.. Akupun segera keluar sembari meninggalkan kesan yang mendalam.. Berat rasanya ku meninggalkan ruangan itu.. Kalau tak ingat teman-temanku yang pasti sudah menunggu, ingin rasanya  aku berlama-lama disana..  Ingin kumengucapkan terima kasih pada kedua Askar itu, tapi aku tak lagi melihat mereka di sekelilingku.. Walaupun kalian tak mendengar ucapan terima kasihku, tapi doa ku untuk kalian menyertaimu Askar yang baik..

Saat menanti masuk ke Raudhah




Tidak ada komentar:

Posting Komentar